Tuesday, September 13, 2011

Apa kabar

     Mungkin menanyakan kabar bukan suatu yang penting ditanyakan buat orang yang sering ketemu atau komunikasi. Tapi buat orang yang udah nggak pernah komunikasi sama kita, rasanya kabar itu salah satu yang dipertanyakan. Sejujurnya sekarang ini aku sedang mempertanyakan kabar seseorang. Seseorang. dia itu temanku. Nggaktau harus nyebut dia temen lama atau bukan, karena katanya kan temen nggak ada yang lama ataupun baru. Kalo temen ya temen, nggak ada yang temen lama. Berasa barang aja, barang lama.
     Sebenernya aku nulis ini soalnya tiba tiba kangen aja. Tumbenan aja sih, kenapa gitu harus inget dan rasanya udah nggak ada usaha lain lagi yang bisa dilakukan selain aku yang nanyain dulu. Tapi aku merasa sedikit gengsi buat sekedar menyapa atau menanyakan kabarnya. entah, nggaktau kenapa. Payah ya, padahal dia temenku sendiri.
     Kalo udah lama nggak komunikasi gitu gimana sih sebenernya? Ini aja aku masih bingung, temenan masa nggaktau kabar satu sama lain. Terakhir terima message juga pas idul fitri cuma minta maaf doang, nggak yang lainnya. Yah sedih yah. Nggak berani sih nyebut gimana-gimananya, cuma dulu kita temen deket. Tapi ini tidak nyata #abaikan . Lumayan lama sih, mungkin sekitar 2 tahunan lah, tapi setelah itu dia seperti hilang. Ya nggaktau sih, yang biasanya dia gitu dan kok jadi gini? Rasanya janggal, dan setiap aku berusaha mengembalikan situasi kok rasanya udah beda ya? Apa iya karena masalah waktu? Udah beda dunia atau emang udah nggak ada topik? Tapi sepertinya alasan kedua itu nggak masuk akal.
     Tapi ya tiap mengobrolkan sesuatu dengannya semenjak SMA ini kok rasanya hambar. Beda rasanya kayak pas smp dulu, tiap membiarakan sesuatu rasanya nyambung banget dan terlihat sangat asik. Tapi sekarang kok rasanya kriuk kriuk ya, semacam garing. Makanya jadi jarang komunikasi dan akhirnya keputus gitu aja sih. Udah sekian lama banget dan sekarang baru aku tulis disini. Karena sekarang, karena sesuatu, aku jadi inget. Dan hal pertama yang muncul ya kabar. Tau sih, dia jelas msih hidup karena setengah jam yang lalu dia ada di home facebook, jadul abis. Hari gini tau dari facebook, yaudahlah alhamdulillah saja yah. Tapi seperti apa bentukan dan sifatnya sekarang aku nggaktau.
     Kok rasanya pengen ya kayak dulu lagi. Membicarakan sesuatu yang nggak penting sampe begadang, yah semacam flashback semuanya. Kayak dulu, cuma bedanya sekarang kita sma, bukan smp. Dan mungkin sifat kita emang udah nggak sama plek sama dulu, mungkin topik pembicaraan kita udah nggak sebanyak dulu. Tapi ya setidaknya kita masih komunikasi kayak dulu. Itu aja sih, sekian.


Salam rindu #eh

Saturday, September 3, 2011

Pabrik Coklat dan Es krim

     Kalian tau, aku dan adekku tidak jarang terlibat dalam suatu pembicaraan yang sangat menyenangkan. Berbicara tentang impian konyol dan ide-ide tidak logis. Disini, aku seperti kembali ke masa lalau, memutar umur, mengembalikan semuanya. Aku berbicara tentang semua cita-cita dan impian gila bersama adekku. Biasanya, dia yang memulai. Dengan membicarakan semua hal mustahil di dalam kartun. Tadi pagi, Sasa, adekku yang gede tanya ke semua orang rumah.

"Sebenernya percaya nggak kalo peri itu ada di dunia ini?"

     Adekku yang paling kecil, Najwa, bisa lebih berpikir normal daripada Sasa. Padahal, umurnya lebih muda 3 tahun dari Sasa. Dan dengan nada nyente dia njawab, "Yo oralah! Mosok ada peri di dunia. Nggak mungkin ya mbak?" memperkuat pendapatnya dengan mencoba bertanya padaku.
Cuma aku jawab, "Wallahualam, mbak pika nggak pernah tau. Itu semua kehendak Allah" *kemudian hening* Mungkin karena mutung, Sasa dan Najwa melanjutkan kegiatannya masing masing. Najwa dengan balon Nemo barunya, dan Sasa menghampiri bapak dan mempertanyakan hal yang sama. Entah karena bapak sibuk dengan Hp-nya apa cuma mau bikin Sasa diem, bapak njawab percaya... yaudah deh... no comment
     Itu cuma satu pertanyaan tidak logisnya Sasa, kalo ditulis semua mustahil. Selain pertanyaan, dia juga punya impian tidak logis. Misalnya ya, dia pengen punya Balon Nemo (kayak punya Najwa) tapi yang lebih besar, bisa terbang, dan dinaiki. Dan kalo Sasa sudah mulai menghayal, Najwa akan langsun menyambar dan ngomel dan menjawab dengan pernyataan yang sangat logis.
"Yo kono beli wae. Nek di alun-alun yo nggak bakal ada, ngimpi e kamu mbak". Kadang, pembicaraan mereka itu bisa dijadikan hiburan gratis, dan aku bisa ngakak gara gara si penghayal dan si anak logis =))

Tapi pagi ini, kita bertiga lagi kebagian nggak padu. Lagi kebaikan akur dan membual bersama
S: Aku pengen e duwe Pabrik Coklat. Kayak Willy Wonka...
F: Aku pengen punya Pabrik es krim, biar tiap hari aku bisa maem es krim sepuasnya
S: Aku bakal bikin coklat yang kayak Willy Wonka, ueeenak pol
F: Aku bakal bikin jenis es krim berjuta-juta. Biar pelangganku nggak cuma beli Mcflurry Caramel
N: Aku nanti yang beli ya
Seketika kita ketawa bareng karena Najwa cuma punya impian buat jadi pembeli hahahaha. Dasar anak kecil
Oke lanjut....
F: Sesuk dewe kerjasama wae yo sa. Jadi nanti Pabrik kita bekerjasama menciptakan produk dari es krim dan coklat
S: Oke, sesuk dewe kayaraya yo mbak. Hahahaha
F: Namamu ganti berarti, jadi Sasa Wonka!

     Semoga, dialog kecil ini bukan hanya jadi dialog belaka. Semoga dialog ini diamini sama Allah. Aku mau kok punya Pabrik Es krim, dijamin aku akan bahagia melihat es krim dibuat setiap hari Hahaha. Walaupun itu cuma impian konyol dengan adekku. Semoga impian Sasa buat Chocolate factory Ala Sasa Wonka juga terwujud yah, semoga kamu bisa punya seperti.....


Ehm tapi aku mendoakan Sasa jadi seperti dia dalam hal bisnis saja yah, pabrik coklat saja. Jangan Sasa berubah gaya menjadi ala Willy Wonka...

Semoga malaikat mengamini impian kita tadi pagi :))