Tuesday, August 23, 2011

Alergi

     Dari dulu aku tau, aku itu ada alergi. Alergi dingin, debu dan seafood. Tiap dingin dan kena debu selalu bersin bersin nggak karuan. Dan tiap makan seafood juga pasti tenggorokan gatel minta ampun, atau nggak kulit bentol-bentol. Memang anak gunung, ndeso abis masa nggak doyan seafood. Tapi semuanya berubah ketika....

     Aku dibawa ke THT, gara gara bersin dan pilekku yang sering kumat. Oke, aku was was pertama kali dibawa ke tempat seperti ini. Ruangan dengan alat yang nggak biasa, dan aku disuruh duduk di kursi yang bisa dinaik-turunkan. oh great, aku mulai takut. Hasilnya, ada gangguan di hidungku. Dan untuk memastikan tindakan selanjutnya, aku harus menjalani tiga pemeriksaan. Scanning, Tes Alergi, dan Tes darah. Jleg, rasanya takut banget pas pak dokter bilang kayak gitu. Halo ada apa dengan hidungku?

Tes Alergi...
*sebelum masuk ruangan*
Me: Ma, liat itu dokternya udah sepuh banget. Jalannya aja gitu
Mama: Hooh yo, piye itu meriksa orangnya
*suster manggil* *masuk ruangan*

kaget, ternyata dokter yang tadi aku bilang sepuh itu yang ngecek alergiku. Astaga ini namanya pembalasan udah ngomongin orang
Suster: Mbaknya duduk aja ya, ini nanti tangan yang kiri ditusuk 14 kali, yang kanan 21 kali.
Di dalam hati.."HAH? buset totalnya 35 tusukan, itu artinya 35 kali cekit cekit" Oke, aku mulai was was
Suster: Nggak sakit kok mbak, cuma pake jarum plastik kecil, terus nanti ditetesi cairan
*dicubles* Me: Aduuuh Aduuh, sakit. cekit cekit
Pak Dok: Rapopo.. nanti kalo ribut tak kasih bonus 20 kali lagi lho
Untung di kasus ini, si pak dokter itu lucu dan bisa mencairkan suasana hatiku yang teramat sangat pengen nangis karena lengenku dicublesi gini. Cenat cenut abis

*20 menit berlalu saatnya menerima kenyataan, eh hasil tes*

*Tangan sebelah kiri dicek untuk masalah lingkungan*
Pak Dok: Ha ini nggak boleh pake karpet, nggak boleh kena debu, nggak boleh ada boneka di kamar, pokoke nggak boleh kena kapuk
Oke aku masih tenang, semua barang itu nggak ada di kamarku. kecuali...debu
*Tangan sebelah kanan dicek untuk masalah makanan*
Pak Dok: Ini alergi udang, kepiting, cumi-cumi, seafood pokoknya nggakboleh ya
Me: *ketawa* nggak doyan seafood kok dok
Pak Dok: Ini juga nggak boleh makan coklat, susu, teh, kopi, gandum

Glek. Rasanya kayak jatuh dari gunung es krim. Tau kenapa? Es krim itu dari susu. Dan coklat? Aku cinta banget sama makanan itu. Tau lagi kenapa? Hidupku hampa tanpa es krim dan Coklat. What must I do? mungkin aku tertekan. Selamat tinggal coklat, selamat tinggal es krim favoritku, McFlurry. Kita ketemu kapan-kapan, disaat badanku mencintaimu kembali.



     Keluar dari ruangan tes alergi aku lemes, adikku mulai menertawakan aku. Selayaknya aku orang yang udah nggak bisa makan lagi, serasa nggak ada bahan pangan untuk aku buat persediaan besok-besok. rasanya separuh jiwaku pergi. Jalan ke tempat cek darah aja lemes, ditambah mengingat sebentar lagi aku bakal disuntik dan sebagian asupan darahku akan diambil, aku tambah lemes
     Keluar dari ruangan cek darah, tidak ada perasaan kecewa ataupun sedih. Karena disini, darahku cuma diambil, dan cuma sakit, udah itu aja. Dan berlanjut ke Scanning. Disini aku juga biasa aja, hanya merasakan sedikit pegal karena disuruh tengkurap dengan dahi yang mendongak maksimal. Errr pegel abis
     Dan aku masih khawatir dengan hari besok, besok ini aku bakal mengkonsultasikan semua hasil dari ketiga tes tadi ke dokter THTku tadi. Aku berharap hasilnya biasa saja dan cuma butuh pengobatan lanjutan. Bukan operasi atau apapun yang ekstrem. Pray for me

Tuesday, August 16, 2011

Lost in XI IA 3

Halo, hari ini mau ngepost bagaimana kesan kesanku setelah kurang lebih satu bulan berada diantara mereka. Mereka, teman teman sekelasku sekarang, XI IPA 3. Buat enaknya kita sebut saja kelas baruku ini HAMMER.
Pertama masuk ke kelas ini aku bete setengah mati, aku sedih, semacam tertekan dan ada perasaan kecewa. "Kenapa harus ipa 3? Errrr" Disini sama sekali nggak ada teman sealiran dan sejalan sama aku. Yang benar saja, disini anaknya pinter pinter, alim dan rajin. Sedangkan aku? jauh sekali dengan sifat mereka. Aku yang sukanya main main dan ngantuk pas pelajaran. Awalnya, kirain bakal jadi semacam alien di kelas ini. Alien yang tersesat di negeri manusia rajin. Bingung mau pake ungkapan apa, biarlah aku diungkapkan sebagai alien disana. Dan sepertinya aku memang merasa seperti alien di hari-hari pertama. Masih sangat tergantung dengan teman sekelas lama. Hatiku masih tertinggal di kelas lama, masih sulit untuk menerima kenyataan kalau sekarang aku kelas XI, XI IA 3!!
Yang pasti waktu nggak berhenti, terus jalan, jalan dan jalan. Begitu juga dengan pikiranku. Nggak mungkin aku terus terusan bareng sama temen kelas lamaku. Ada saatnya aku butuh teman kelasku yang sekarang. Ini saatnya adaptasi. Berencana untuk adaptasi dengan mereka, kebiasaan mereka, dan juga obrolan mereka. Tapi nyatanya, lama lama aku sudah melakukan adaptasi. Aku sudah mulai nyaman dengan mereka. Walaupun aku masih merasa tersesat disini. Tersesat dalam hal otak. Aku mulai tertekan dan stres kalo guru menyebut kata "ulangan" rasanya ingin mencoret dan membuang hal semacam ulangan. Errr sekolah pasti akan bahagia tanpa ulangan. Murid murid akan merasa bebas dan bahagia pastinya. Tapi itu nggakmungkin, oke berhenti bermimpi. Menurutku, delapan puluh persen teman sekelasku itu pintar. kemampuan mereka jelas diatasku. Ulangan kimia kemarin sudah membuat aku galau. Walaupun aku udah biasa dapet nilai jelek, walaupun nggak sejelek hasil kemarin. Malu dapet nilai segitu di kelas yang begini.

ERRR RASANYA PENGEN BANGET REPARASI OTAK AGAR OTAKKU SEDIKIT LEBIH BISA BEKERJA KERAS DARIPADA SEKARANG

Kadang, kalo ngantuk aja aku dengan PDnya nggak nyatet dan memilih untuk fotokopi catetan teman sebelahku, Dita. Dan aku sempet sedikit frustasi dan berpikir "kenapa aku males banget?" aku coret tulisannya biar besok besok kebiasaanku yang satu ini bisa hilang pelan-pelan. Hilang karena aku termotivasi untuk mengejar mereka. Aku bener bener ngarep, seenggaknya kalo rankingku jelek di kelas ini, aku bisa lumayan di ranking paralel. Aku tau kelasku ini sangat berpotensi untuk menjadi kelas rajin, manut, dan pintar. Buktinya adalah kelas kita dipilih buat ikut upacara 17 Agustus hari ini. Great! Memang, kemarin kita sempat melakukan aksi semacam protes tetapi bukan dengan suara. Dengan tindakan. Tindakan menempel edaran di depan kelas, maksudnya sih buat menarik perhatian para bapak ibu guru sekalian. Biar ada keadilan disini! oke abaikan, aku terlalu bersemangat.

Ya pokoknya, saya Friesca Anindya Wibowo meminta doa yah kepada segenap pembaca blog ini. Agar diberikan kepintaran yang cukup selama berada di sekumpulan manusia jenius ini. Akhir kata, wassalam yah.


Saturday, August 13, 2011

Liat gambar yang satu ini di tumblr. Berasa tertohok deh. Tau kenapa? aku baca kata katanya sampe berkali-kali. aku masih belum yakin sama kata-kata di dalamnya. Apakah iya akan? pastikah itu? mungkin, salah satu dari mereka bisa. Tapi apa bisa keduanya?

"A guy and A girl can be just friends. But at one point or another, they will fall for each other, maybe temporarily, maybe at the wrong time, maybe too late, or maybe forever"

Mungkin aku sekarang lagi ngalamin ini. Dan mungkin aku itu salah waktu, "maybe at the wrong time". Ya, emang ini salah, dari segi waktu udah salah. Dan kenapa harus kamu? Rasanya pengen mbalikin waktu, dan seandainya bisa pengen mencegah semuanya. Biar nggak kayak gini. Rasanya punya sesuatu yang salah kayak gini tuh nggak enak. Emang di depanmu aku selalu bersikap biasa dan bertingkah kayak nggak ada apa apa. Tapi sebenernya*some text missing*
Sekian


Monday, August 8, 2011

Pesantren Kilat

Jujur, belajar banyak dari pesantren kali ini. Pesantren paling berkesan dan mbekas selama pernah pesantren. Padahal pas pertama tau mau pesantren rasanya males banget, nggak niat. Tapi setelah mau pulang rasanya nggakmau pulang, sedih gitu. Disana belajar banyak, dan dapet ilmu ilmu baru. Seperti apa kata umi, kita pulang pesantren buat apa kalo nggak bawa apa-apa. Setidaknya kita harus dapet ilmu pulang dari Darus Shalihat. Disana, ada Umi dan amah amah alias mbak pendamping. Amah amah disana baik semua, nggak pernah marah dan selalu sabar. Walaupun kelakuan kita nakal, rame, dan susah dikasih tau, mbak mbaknya tetep sabar aja. Aku ajanggak dimarahin pas tidur di tumpukan tas, padahal ada drama di depan. Maklum, jam tidur kurang dan hari hariku di pesantren dipenuhi dengan kantuk yang sangat menyiksa.
Oiya, kita bobok disana enak banget. Umi mbeliin kasur banyak banget buat kita. Jadi disana tidur lengkap dengan kasur, bantal, dan selimut. Alhamdulillah yah rasanya bahagia banget. Baru pertama deh pesantren bobok pake kasur. Disana, kita semua dibagi jadi 16 kelompok. Aku sendiri sekelompok sama Ratri, Bella, Afi, Ghnut, Asti dan Ganes. Kelompok 12, disana shalihat, disini shalihat, semuanya shalihat~ ngakak deh. Disana, aku jadi sadar kalo keinginan dan cita-cita itu emang harus dipikirin mateng mateng dari sekarang. Biar kita bisa lebih banyak minta, berdoa, dan berusaha. Bukan cuma menunggu takdir datang dan dengan santai bilang "let it flow". Semua nggak akan dateng kalo kita nggak berusaha, setidaknya mencari. Disana juga aku bisa bener-bener sadar kalo hidup ini cuma bentar banget dan masih ada akhirat yang lebih lama. Hidup ini buat beribadah, buat melakukan hal yang baik-baik. Berharap banget bisa sadar nggak cuma pas disana, tapi di rumah juga.
Pengen rasanya jadi anak yang sholehah, rajin ibadah kayak amah-amah disana dan bangga karena pake jilbab. Pengen bisa ayak mereka, kayaknya buat ibadah tuh nggak berat, nggak ada yang lebih penting selain beribadah. Jadi kayak "Apakah Allah suka dengan apa yang kita perbuat?" kalau sekiranya tidak, ya tinggalkan. Tapi buat jadi kayak Amah-amah disana nggak gampang, perlu ada kesadaran diri yang bener bener besar. Mungkin bakal nyoba dikit-dikit. Mulai dari Sholat, tadarus, baru ke yang lainnya.
Puncaknya ya pas hari terkahir, jam jam menuju pulang. Acara diisi sama Abi, suaminya Umi. Disana mbahas tentang kematian dan semacamnya. Bikin tambah takut, kita nggak tau kapan meninggal. Nggak bisa dicancel dan pasti bakal dateng entah kapan. Sadar kalo pahalaku dikit dan masih sering melakukan hal hak yang tidak terpuji aku mulai sedih, takut. Rasanya pengen tobat dan mulai dari awal. Aku mau lewat jembatan siratal mustakim dengan cara terbaik, mau alam kuburku indah, dan aku nggakmau kena siksa kubur. Udah cuma itu aja yang ada di pikiranku pas Abi ceramah.
Selesai ceramah, waktunya pulang. Disini pertamanya seneng, karena kebayang bakal hibernasi di rumah dengan puas. Tapi pas mulai salim salim sama Amah amah disana, eh kok Amah amah pada nangis. kayknya sedih banget gitu kita mau pulang. Jadilah terbawa suasana dan ikut sedih, nengis deh -_- gembeng yah. Dengan perasaan sedih, kita pulang deh. Masih banyak memori tersimpan disini saat masa masa pesantren. Semoga Umi, Abi, dan Amah amah disana selalu diberi lindungan Allah yah.