Dari dulu aku tau, aku itu ada alergi. Alergi dingin, debu dan seafood. Tiap dingin dan kena debu selalu bersin bersin nggak karuan. Dan tiap makan seafood juga pasti tenggorokan gatel minta ampun, atau nggak kulit bentol-bentol. Memang anak gunung, ndeso abis masa nggak doyan seafood. Tapi semuanya berubah ketika....
Aku dibawa ke THT, gara gara bersin dan pilekku yang sering kumat. Oke, aku was was pertama kali dibawa ke tempat seperti ini. Ruangan dengan alat yang nggak biasa, dan aku disuruh duduk di kursi yang bisa dinaik-turunkan. oh great, aku mulai takut. Hasilnya, ada gangguan di hidungku. Dan untuk memastikan tindakan selanjutnya, aku harus menjalani tiga pemeriksaan. Scanning, Tes Alergi, dan Tes darah. Jleg, rasanya takut banget pas pak dokter bilang kayak gitu. Halo ada apa dengan hidungku?
Tes Alergi...
*sebelum masuk ruangan*
Me: Ma, liat itu dokternya udah sepuh banget. Jalannya aja gitu
Mama: Hooh yo, piye itu meriksa orangnya
*suster manggil* *masuk ruangan*
kaget, ternyata dokter yang tadi aku bilang sepuh itu yang ngecek alergiku. Astaga ini namanya pembalasan udah ngomongin orang
Suster: Mbaknya duduk aja ya, ini nanti tangan yang kiri ditusuk 14 kali, yang kanan 21 kali.
Di dalam hati.."HAH? buset totalnya 35 tusukan, itu artinya 35 kali cekit cekit" Oke, aku mulai was was
Suster: Nggak sakit kok mbak, cuma pake jarum plastik kecil, terus nanti ditetesi cairan
*dicubles* Me: Aduuuh Aduuh, sakit. cekit cekit
Pak Dok: Rapopo.. nanti kalo ribut tak kasih bonus 20 kali lagi lho
Untung di kasus ini, si pak dokter itu lucu dan bisa mencairkan suasana hatiku yang teramat sangat pengen nangis karena lengenku dicublesi gini. Cenat cenut abis
*20 menit berlalu saatnya menerima kenyataan, eh hasil tes*
*Tangan sebelah kiri dicek untuk masalah lingkungan*
Pak Dok: Ha ini nggak boleh pake karpet, nggak boleh kena debu, nggak boleh ada boneka di kamar, pokoke nggak boleh kena kapuk
Oke aku masih tenang, semua barang itu nggak ada di kamarku. kecuali...debu
*Tangan sebelah kanan dicek untuk masalah makanan*
Pak Dok: Ini alergi udang, kepiting, cumi-cumi, seafood pokoknya nggakboleh ya
Me: *ketawa* nggak doyan seafood kok dok
Pak Dok: Ini juga nggak boleh makan coklat, susu, teh, kopi, gandum
Glek. Rasanya kayak jatuh dari gunung es krim. Tau kenapa? Es krim itu dari susu. Dan coklat? Aku cinta banget sama makanan itu. Tau lagi kenapa? Hidupku hampa tanpa es krim dan Coklat. What must I do? mungkin aku tertekan. Selamat tinggal coklat, selamat tinggal es krim favoritku, McFlurry. Kita ketemu kapan-kapan, disaat badanku mencintaimu kembali.
Keluar dari ruangan tes alergi aku lemes, adikku mulai menertawakan aku. Selayaknya aku orang yang udah nggak bisa makan lagi, serasa nggak ada bahan pangan untuk aku buat persediaan besok-besok. rasanya separuh jiwaku pergi. Jalan ke tempat cek darah aja lemes, ditambah mengingat sebentar lagi aku bakal disuntik dan sebagian asupan darahku akan diambil, aku tambah lemes
Keluar dari ruangan cek darah, tidak ada perasaan kecewa ataupun sedih. Karena disini, darahku cuma diambil, dan cuma sakit, udah itu aja. Dan berlanjut ke Scanning. Disini aku juga biasa aja, hanya merasakan sedikit pegal karena disuruh tengkurap dengan dahi yang mendongak maksimal. Errr pegel abis
Dan aku masih khawatir dengan hari besok, besok ini aku bakal mengkonsultasikan semua hasil dari ketiga tes tadi ke dokter THTku tadi. Aku berharap hasilnya biasa saja dan cuma butuh pengobatan lanjutan. Bukan operasi atau apapun yang ekstrem. Pray for me
No comments:
Post a Comment