Kalo kata orang, umur 17 kan udah gede soalnya udah punya KTP. Kalo belum bikin KTP gimana? nah.
Kemarin, tanggal 12 aku 17. Kalo kata orang-orang, sweet seventeen gitu ciyee.
Hihihihi nggak nyangka udah 17 tahun mendarat di Bumi. Hidup, nafas, makan, tumbuh, tapi belum berkembang biak. 17 tahun itu lama ya, semakin berfikir kayaknya kok selama 17 tahun ini banyak waktu yang kebuang sia-sia buat nyante-nyante. Udah 17 tahun di dunia harusnya udah semakin sadar tugas pentingmu apa. Tugas penting? Membahagiakan orang tua, memikirkan kehidupan dunia-akhirat. Bukan memikirkan kesenangan diri sendiri semata. Minta ini-itu ke mama bapak, tapi belum memberikan timbal balik apapun ke mereka. Aku belum bisa ngganti seua yang udah mereka kasih kok. Nah makanya, karena udah 17 tahun hidup, setidaknya aku harus sudah memikirkan semua ke depan kan. Tapi ya gini deh... butuh proses. Prosesnya udah mulai digalakan sejak sebelum tujuh belas, tapi progressnya masih nyiput, belum ngejet. Membahagiakan orang tua tentunya belum apa-apa, belum dapet apa-apa.
Kehidupan dunia? belum terpikirkan untuk cita-cita masa depan. Cita-cita jelas, jadi orang sukses. Tapi jalan menuju kesuksesan pake apa? Nggak seenak kata Friesca kecil, "Aku mau jadi Astronot". Kalo sekarang dipikir.. Sungguh? Aku dulu terobsesi jadi astronot biar bisa lihat Bulan. Cita-cita masa kecil yang kalo dipikirkan di masa sekarang rasanya kok susah banget-bangetan berkali-kali lipat untuk direalisasikan. Astronot? Wes kono krukupan nganggo akuarium iwak wae Fries. Boro-boro cita-cita, mau ambil fakultas apa aja masih... hihihihi galau. Makin gede galau jadi bercabang kemana-mana. Dikit-dikit terbawa suasana galau akademis. Dilema anak kelas dua belas adalah galau akademis. Kalo mau jadi astronot, kuliahnya dimana ya? Cukup.
Kehidupan di Akhirat? Selama 17 tahun hidup aku yakin dosaku banyak kok. Sadar diri kalo masih rajin bikin dosa.... galau iman dan takwa.
Di tahun ke tujuh belas kehidupanku ini, Friesca ingin semuanya dilancarkan oleh Allah. Mulai dari akademis, ibadah, dan usaha-usaha Friesca semuanya diridhoi oleh yang di Atas. Friesca berharap agar di kemudian hari bisa menentukan pilihan (ciye berasa apa) menentukan pilihan masa depan agar tidak galau akademis lagi. Biarkan hidup Friesca lebih banyak tentramnya daripada gelisahnya. Friesca ingin jadi anak yang berbakti kepada mama-bapak dan jadi anak sholehah. Sukses di kehidupan dunia dan akhirat. Pengen juga rasa sayang ke mama-bapak, Sasa-Najwa, semua keluarga dan teman-teman ditambah. Amiin
No comments:
Post a Comment