Sunday, August 19, 2012

Ketika Film Fiksi Kembali Diputar

Bangun, otomatis di dalam hati tanya "Itu tadi apa?" "Kok bisa?" "Maksudnya apa?"
Yang masih terekam, sifat yang berbeda dengan sosok yang udah lama nggak ketemu itu.
Senyum. Terlampau kalem. Ya walaupun emang kadar aslinya lumayan kalem dengan lengkungannya, tapi untuk tadi siang, itu terlalu kebangetan kalemnya.
Ketika reka ulang suasana kembali ditayangkan, "Itu tadi mimpi?"
Untungnya. Coba kalo bukan, harus apa dan gimana? stres mungkin. Seandainya nyata, tapi enggak. Ketika keadaan jauh jauh jauh lebih baik dari sekarang, hari ini. Kenyataan, masih sama. Walaupun di hari yang katanya mulai dari awal. nol-nol. Mencoba jelas udah, tapi sepertinya hasilnya juga nol. Mulai dari nol, usaha tidak nol, tapi hasil nol. Setidaknya sudah dicoba kan.
Kembali, mimpi. Ketika kalo mereka bilang "boci" disaat hari raya seperti ini membawa pikiran sampai malam ini. Bukan masalah tidur, tapi apa yang ditayangkan otak ketika tidur. Tidur siang masih saja ini otak berhasil memutar film fiksi buatannya. Konflik di film ini terlalu terlihat nyata, bangun pusing. Orang-orang di film ini juga biasa. Kecuali yang satu, yang menjemput tapi terlambat di film ini.
Siapa kamu tiba-tiba bisa aku minta buat jemput, he? Yang punya pemutar film fiksi aja nggak faham.
Kenapa hobi kamu senyam-senyum di film ini? Nggak ada yang lucu. Sedang disidang, malah senyam-senyum dengan gelagat santai.
Kenapa kamu yang belakangan ini hobi banget ngebetein tiba-tiba kalem di film?
Otak mencoba merubah pandangan? Hampir berhasil. Tidak, tapi akhirnya juga berusaha digagalkan.
Gagal, gagal untuk tidak memikirkan. Sampai-sampai menyapu jalanan itu lagi dengan ban motor. Melewati TKP dalam kehidupan nyata. Kemudian, wuss flashback. Terima kasih untuk usahanya, Otak. Kamu sukses.
Rasanya sekarang masih berpikir kalau kamu masih kalem. Seakan..
"senyuman kalemmu itu, buat aku dag dig dug melulu"
Nggak. Nggak melulu. Hanya saat film diputar dan itupun bukan kehidupan nyata. Nyatanya lengkungan itu tidak sekalem di film.
Nyatanya sekarang, hari ini sudah jauh jauh jauh lebih semrawut dbanding di film.
Nyatanya, aku sekarang tidak bisa sekedar wadul tentang kebetean dan lain-lain.
Sekarang sudah beda, film fiksi mengacaukan semuanya lagi.

No comments:

Post a Comment